Pages

Tuesday, March 25, 2014

Ikan Sidat Kaya Manfaat


Anguilla malgumora
Hewan yang satu ini memang mirip dengan belut. Bedanya, ia memiliki sirip di samping tubuhnya. Hidupnya juga tidak di lumpur, tetapi perairan, antara air tawar dan air laut. Makanya digolongkan sebagai ikan, yaitu dalam genus Anguilla, famili Anguillidae. Setidaknya ada enam jenis sidat di Indonesia, salah satunya adalah Anguilla malgumora atau yang sering disebut "Indonesian longfinned eel" (sidat sirip panjang Indonesia). Jenis ini merupakan ikan asli Indonesia dari perairan tawar Kalimantan dan Sulawesi.
Sidat tinggal di dasar perairan, seperti diantara celah sempit atau di bawah batu. Mereka menghabiskan sebagian hidupnya di air tawar, walau nantinya akan bermigrasi ke laut untuk berkembangbiak (katadromus). Daur hidup dan perkembangbiakan sidat belum diketahui secara pasti oleh para ilmuwan. Hanya lokasi perkembangbiakan beberapa spesies yang diketahui, contohnya sidat air tawar Afrika Selatan yang berkembangbiak di laut sebelah utara Madagaskar. Mereka menetas menjadi larva gepeng transparan seperti daun panjang berukuran sekitar 5 cm. Dalam 1 – 3 tahun, mereka tumbuh menjadi 7,5 – 9 cm dengan tubuh transparan dan disebut sebagai ‘glass eel’. Pada masa ini, sidat akan menuju air tawar, seperti laguna, sungai, atau danau. Kemudian tubuh mereka akan mulai terpigmentasi, dan disebut sebagai ‘Elver’. Sidat kecil ini akan melanjutkan hidup di air tawar hingga nanti kembali bermigrasi ke lautan untuk berkembangbiak.
Larva sidat di lautan
Sebagai makanan lezat kaya manfaat, penelitian dan budi daya sidat terus dikembangkan. Namun karena perkembangbiakannya belum diketahui, budi daya sidat hanya sebatas pembesaran saja. Benihnya masih harus mengandalkan tangkapan dari alam. Misalnya dari pantai-pantai selatan Pulau Jawa, pantai barat Sumatera, pantai timur Kalimantan, pantai Sulawesi, pantai kepulauan Maluku dan Irian Barat.. Hasil budi daya sidat dapat dijual ke pasar internasional, misalnya Jepang, Hong Kong, Korea, atau Eropa. Di sana, sidat menjadi makanan mewah karena kandungan nutrisinya yang sangat bermanfaat. Diantaranya adalah vitamin B1, B2 dan A yang kandungannya melebihi susu sapi, serta EPA dan DHA yang lebih banyak dari ikan salmon. Selain itu, sidat juga mengandung asam lemak omega 3 yang tinggi. 
Mengingat manfaatnya, ikan sidat menjadi makanan yang banyak dicari. Namun karena benihnya masih mengandalkan tangkapan dari alam, kelestarian ikan sidat menjadi rentan. Para peneliti telah menemukan adanya penurunan jumlah sidat beberapa dekade ini. Penurunan populasi ini memicu kenaikan harga karena semakin langkanya sidat di pasaran dunia. Berbagai upaya dilakukan untuk membantu mempertahankan populasi sidat. Misalnya dengan membuat ‘eel ladder’, yaitu semacam konstruksi untuk membantu sidat melewati rintangan melawan arus menuju habitatnya di air tawar. Atau dengan penelitian dan ekspedisi untuk mengungkap perkembangbiakannya sehingga sidat dapat dipijahkan dan populasi liarnya tetap terjaga. 


Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Anguillidae
http://en.wikipedia.org/wiki/Eel_life_history
http://fishbase.sinica.edu.tw/Summary/SpeciesSummary.php?id=5426&lang=english
http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=701
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/05/15/03153418/about.html








No comments:

Post a Comment