VIDEO GAME DAN
DAMPAKNYA TERHADAP INDIVIDU
Dari zaman
permainan tanpa menggunakan alat bantu hingga akhirnya teknologi masuk ke dalam
aspek permainan hingga tercipta hiburan yang disebut video game. Banyak orang tua meresahkan dampak negatif
dari video game terhadap anak-anak mereka.
Menurut
Wikipedia, video game dapat didefinisikan sebagai permainan elektronik yang
melibatkan interaksi pemain dengan antarmuka pengguna melalui gambar yang
dihasilkan oleh perangkat video. Video game dapat dimainkan pada perangkat
elektronik yang lebih sering disebut sebagai platform. Platform
terdiri dari bermacam-macam jenis, mulai dari komputer pribadi (PC), konsol
(perangkat khusus untuk bermain video game), hingga peranti handheld
seperti smartphone juga dapat dikategorikan sebagai platformvideo game.
Video game menjadi salah satu hiburan yang sangat diminati yang tidak hanya digemari oleh gamer fanatik tetapi juga telah merambah kepada masyarakat secara luas, terutama sejak maraknya peranti handheld yang juga dapat merangkap sebagai perangkat video game seperti tablet dan smartphone. Video game dimainkan oleh orang-orang dari segala usia, tidak hanya yang muda tetapi juga yang tua. Bahkan menurut studi yang dilakukan pada tahun 2011, umur rata-rata gamer adalah 37 tahun. Perkembangan teknologi video game yang kian pesat mempengaruhi bagaimana pandangan masyarakat terhadap video game. Dahulu video game dianggap mainan anak kecil dimana grafis video game pada masa itu masih berwarna cerah dan temanya juga masih sederhana. Namun kini seiring dengan meningkatnya kualitas grafis dari video game maka semakin nyata pula tampilan dari video game. Video game tidak lagi dipandang sebagai mainan anak-anak lagi namun lebih kepada media hiburan.
Video game menjadi salah satu hiburan yang sangat diminati yang tidak hanya digemari oleh gamer fanatik tetapi juga telah merambah kepada masyarakat secara luas, terutama sejak maraknya peranti handheld yang juga dapat merangkap sebagai perangkat video game seperti tablet dan smartphone. Video game dimainkan oleh orang-orang dari segala usia, tidak hanya yang muda tetapi juga yang tua. Bahkan menurut studi yang dilakukan pada tahun 2011, umur rata-rata gamer adalah 37 tahun. Perkembangan teknologi video game yang kian pesat mempengaruhi bagaimana pandangan masyarakat terhadap video game. Dahulu video game dianggap mainan anak kecil dimana grafis video game pada masa itu masih berwarna cerah dan temanya juga masih sederhana. Namun kini seiring dengan meningkatnya kualitas grafis dari video game maka semakin nyata pula tampilan dari video game. Video game tidak lagi dipandang sebagai mainan anak-anak lagi namun lebih kepada media hiburan.
Dampak Negatif Bermain Video Game
Sebagai manusia yang menerima perubahan, perlu adanya pembatasan-pembatasan tentang sejauh mana dampak negatif yang diakibatkan. Kehadiran video game memang mendapatkan apresiasi di kalangan remaja, khususnya para pelajar. Hal ini dapat menumbuhkan kreativitas dan daya reaksi selama permainan itu tidak dimainkan selama berulang-ulang.
Penelitian efek video game pada otak menjadi demikian populer seiring dengan persentase pemain dari anak-anak maupun orang dewasa yang terus meningkat.
Akio Mori seorang professor dari Tokyo’s Nihon University melakukan riset mengenai dampak video game pada aktifitas otak. Dari penelitian Akio Mori tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua point penting yaitu :
Pertama , penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti mudah marah(melakukan tindak kekerasan), mengalami masalah dalam hubungan sosial(berkurangnya perasaan ingin menolong sesama dan punya persoalan bergaul dengan teman-temannya), sulit/ tidak konsentrasi dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan hal itu, seorang profesor dari Tokyo’s Nihon University memimpin penelitian dengan mengamati efek video game terhadap aktivitas otak. Dengan 260 responden yang dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing adalah kelompok yang jarang bermain video game, kelompok yang bermain video game 1-3 jam dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu, dan terakhir kelompok yang bermain 2-7 jam setiap hari. Ia memonitor gelombang beta yang mengindikasikan otak sedang aktif bekerja, kemudian tingkat ketegangan yang terjadi di area prefrontal otak, dan terakhir gelombang alfa yang muncul saat otak sedang beristirahat. Hasilnya menunjukkan, penurunan gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak bermain video game. Aktivitas gelombang beta pada kelompok yang bermain game 2-7 jam setiap hari hampir mendekati nol, bahkan ketika mereka sedang tidak bermain game. Selain itu, pengamatan ini menunjukkan bahwa mereka banyak menggunakan area prefrontal otaknya.
Sebagai manusia yang menerima perubahan, perlu adanya pembatasan-pembatasan tentang sejauh mana dampak negatif yang diakibatkan. Kehadiran video game memang mendapatkan apresiasi di kalangan remaja, khususnya para pelajar. Hal ini dapat menumbuhkan kreativitas dan daya reaksi selama permainan itu tidak dimainkan selama berulang-ulang.
Penelitian efek video game pada otak menjadi demikian populer seiring dengan persentase pemain dari anak-anak maupun orang dewasa yang terus meningkat.
Akio Mori seorang professor dari Tokyo’s Nihon University melakukan riset mengenai dampak video game pada aktifitas otak. Dari penelitian Akio Mori tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua point penting yaitu :
Pertama , penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti mudah marah(melakukan tindak kekerasan), mengalami masalah dalam hubungan sosial(berkurangnya perasaan ingin menolong sesama dan punya persoalan bergaul dengan teman-temannya), sulit/ tidak konsentrasi dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan hal itu, seorang profesor dari Tokyo’s Nihon University memimpin penelitian dengan mengamati efek video game terhadap aktivitas otak. Dengan 260 responden yang dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing adalah kelompok yang jarang bermain video game, kelompok yang bermain video game 1-3 jam dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu, dan terakhir kelompok yang bermain 2-7 jam setiap hari. Ia memonitor gelombang beta yang mengindikasikan otak sedang aktif bekerja, kemudian tingkat ketegangan yang terjadi di area prefrontal otak, dan terakhir gelombang alfa yang muncul saat otak sedang beristirahat. Hasilnya menunjukkan, penurunan gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak bermain video game. Aktivitas gelombang beta pada kelompok yang bermain game 2-7 jam setiap hari hampir mendekati nol, bahkan ketika mereka sedang tidak bermain game. Selain itu, pengamatan ini menunjukkan bahwa mereka banyak menggunakan area prefrontal otaknya.
Kedua
, penurunan aktifitas gelombang beta merupakan efek jangka panjang yang tetap
berlangsung meskipun gamer tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para
gamer mengalami “ autonomic nerves “ yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi
dimana sekresi adrenalin meningkat , sehingga denyut jantung, tekanan darah,
dan kebutuhan oksigen terpacu untuk meningkat. Bila tubuh dalam keadaan seperti
ini maka yang terjadi pada gamer adalah otak mereka merespon bahaya
sesungguhnya. Dan penggunaan area prefrontal
otak bisa jadi berkorelasi terhadap perilaku agresif. Berikutnya, penurunan
gelombang beta masih terus terjadi meski sudah berhenti bermain bahkan saat
perangkat telah dimatikan, yang artinya efeknya masih bertahan. Jika memang
otak dapat dipengaruhi oleh video game sehingga menciptakan perubahan perilaku,
apakah itu berarti bahwa otak menganggap game sebagai sesuatu yang riil?
Pengaruh video game yang bernuansa kekerasan
terhadap perkembangan anak terus menjadi polemik. Yang terbaru, sebuah penelitian di Amerika Serikat
menunjukkan, game kekerasan menyebabkan reaksi negatif di otak. Hal ini terjadi karena saat pemindaian otak menggunakan FMRI (functional
magnetic resonance imaging) saat bermain game terekam di otak. Inilah yang
lantas membuat anak bisa mengalami perubahan dalam bagian-bagian otak yang
berhubungan dengan fungsi kognitif dan pengendalian emosi.
Perubahan otak tersebut hanya butuh waktu satu minggu, usai seorang anak bermain game kekerasan. Kesimpulan dari studi ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan Radiological Society of North America (RSNA). Kerugian potensial dari bermain video game ini merupakan suatu topik yang kontroversial, bahkan pernah dibahas di Mahkamah Agung Amerika Serikat pada 2010.
Banyak orang telah melancarkan keprihatinannya atas video game jenis ini sejak beberapa waktu lalu, namun hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan efek negatif neurologis yang berkepanjangan pada otak anak usai memainkan permainan.
Perubahan otak tersebut hanya butuh waktu satu minggu, usai seorang anak bermain game kekerasan. Kesimpulan dari studi ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan Radiological Society of North America (RSNA). Kerugian potensial dari bermain video game ini merupakan suatu topik yang kontroversial, bahkan pernah dibahas di Mahkamah Agung Amerika Serikat pada 2010.
Banyak orang telah melancarkan keprihatinannya atas video game jenis ini sejak beberapa waktu lalu, namun hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan efek negatif neurologis yang berkepanjangan pada otak anak usai memainkan permainan.
1) Kurang tidur
Anak sudah menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk belajar di sekolah dan beraktivitas. Namun, mereka ingin tetap
bermain video game. Sehingga, banyak anak mengorbankan waktu berharga mereka
untuk tidur dan menggunakannya untuk bermain video game. Pecandu video game
yang kurang tidur maka dapat membahayakan kesehatannya.
2) Arthritis dan Carpal Tunnel Syndrome (Pembengkakan
ibu jari)
Kedua penyakit di atas adalah gangguan
fisik. Video game bisa menyebabkan masalah pada jempol seseorang di kemudian
hari. Tubuhnya juga rentan penyakit osteoarthritis. Sedangkan carpal
tunnel syndrome adalah tekanan pada saraf di pergelangan tangan anda.
3) Makan kurang sehat
Ketika pecandu video game terlalu sibuk
untuk bermain, maka ia akan jarang mandi, dan jarang tidur. Ini juga berdampak
pola makan mereka menjadi tak sehat. Pecandu video game selanjutnya akan
beralih ke makanan cepat saji dan memilih memakan makanan beku dan instan.
Mereka justru memperbanyak minuman soda dan minuman energi dengan harapan
mereka bisa bermain dalam kondisi prima. Ini menyebabkan pecandu video game
mudah terserang obesitas, diabetes, dan kondisi kesehatan serius.
4) Ketagihan
Menimbulkan efek ketagihan, yang berakibat
melalaikan kehidupan nyata. Inilah masalah sebenarnya yang dihadapi oleh para
gamer yang intinya adalah pengendalian diri. Ketagihan bermain game dapat
mengakibatkan pola makan dan tidur yang tidak teratur sehingga mudah terserang
penyakit. Jika terlalu sering akan menimbulkan pengaruh psikologis. Menghayal
dan pikiran yang selalu tertuju pada game adalah efek negative yang
ditimbulkannya. Mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku.
5) Migrain
Masalah penglihatan juga menjadi masalah yang sering dialami oleh para pencandu game. Akibat terlalu lama menghabiskan waktu berada di depan layar komputer maupun televisi, kemampuan jarak pandang mata juga akan berkurang karena banyak saraf yang terlalu tegang saat bermain game. Tanpa sadar mata gramer sama sekali tidak berkedip saat bermain game, hal inilah yang membuat kerusakan pada saraf-saraf mata, yang akhirnya mempengaruhi jarak pandang mata.
7) Perilaku agresif
Hal ini merupakan dampak paling fatal dalam kasus kecanduan video game. Orang yang sangat kecanduan bermain game, rela meninggalkan segala pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, hanya untuk bermain game. Bahkan, mereka bisa lupa tidur, makan, mandi, dan lainnya, demi menamatkan satu game kesukaan.
Menghindari Dampak Negatif dari Bermain Video Game
Bermain
game menuntut seseorang untuk berdiam diri sambil memandang ke layar dengan
cahaya yang cukup terang serta memperhatikan gambar grafis dalam waktu yang
cukup lama. Otot-otot mata yang dipaksa untuk melakukan hal-hal itu secara
terus-menerus, juga memaksa otak untuk lebih berkonsentrasi.
Hal tersebut memicu jaringan-jaringan pada saraf otak menjadi sangat
tegang. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dalam intensitas
waktu yang cukup sering, maka penyakit migrain pun akan menyerang
si gamer.
6) PenglihatanMasalah penglihatan juga menjadi masalah yang sering dialami oleh para pencandu game. Akibat terlalu lama menghabiskan waktu berada di depan layar komputer maupun televisi, kemampuan jarak pandang mata juga akan berkurang karena banyak saraf yang terlalu tegang saat bermain game. Tanpa sadar mata gramer sama sekali tidak berkedip saat bermain game, hal inilah yang membuat kerusakan pada saraf-saraf mata, yang akhirnya mempengaruhi jarak pandang mata.
7) Perilaku agresif
Video
game bisa membuat orang jadi ‘bete’ dan bertindak kasar. Bahkan di sebuah pusat
permainan game dengan koin, seseorang yang frustrasi karena gemas dengan
kekalahannya memukul mesin game dan tak peduli lagi dengan sikapnya yang sangat
memalukan. Apa yang terjadi di otaknya sehingga tindakan seperti itu ia lakukan
ketika sedang jengkel hanya karena video game yang cuma kehidupan ‘bohongan’?
8) Kematian
Hal ini merupakan dampak paling fatal dalam kasus kecanduan video game. Orang yang sangat kecanduan bermain game, rela meninggalkan segala pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, hanya untuk bermain game. Bahkan, mereka bisa lupa tidur, makan, mandi, dan lainnya, demi menamatkan satu game kesukaan.
Menghindari Dampak Negatif dari Bermain Video Game
Ketika
sedang di tengah-tengah permainan yang seru, sering kali kita diliputi rasa
takut, sungguh-sungguh memberikan perhatian, dan menjadi tegang. Menurut Akio
Mori, hal ini bisa membawa efek panjang terhadap saraf refleks yang berkaitan
dengan proses bawah sadar seperti bernapas dan kecepatan detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan..
Kecepatan detak jantung sendiri dapat berubah dengan sinyal elektrik dari pusat
emosi di otak atau oleh sinyal dari hormon sebagai pembawa pesan yang bersifat
kimiawi. Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin ini dihasilkan dari kelenjar
adrenal sebagai respons ketika bahaya datang.
Namun hal ini tentunya dapat dihindari dengan beberapa cara
antara lain:
a. Membatasi
waktu bermain game
Tetapkan waktu sekitar satu atau dua jam saja. Kalau perlu
pasang jam beker untuk mengetahui batasan waktu. Bermain game kelamaan dapat
berdampak buruk pada tubuh karena otak yang konsentrasi penuh pada game akan
mengabaikan kegiatan penting atau kebutuhan tubuh seperti makan, minum,
istirahat, olahraga, bersosialisasi, dan lain sebagainya.
b.
Hindari
judul-judul game yang banyak menghabiskan waktu
Usahakan pilih game yang tidak bikin kecanduan untuk
memainkannya berbulan-bulan dan bertahun-tahun dan menghabiskan banyak waktu
seharian untuk memainkannya agar menghasilkan hasil game yang baik.
c.
Menghindari
game sulit yang memancing emosi
Game yang susah terkadang membuat kesal dan memancing emosi.
Hentikan bermain game jika sudah emosi.
d.
Mainkan
game yang sesuai usia
Video game memiliki rating tertentu yang menentukan umur
berapa yang dapat memainkan game tersebut. Pelajari tentang rating tersebut dan
hindari bermain game yang tidak sesuai umur.
e. Mainkan
game yang mengasah otak / menghibur
Banyak game yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir otak
seperti game puzzle, game kasus, game ingatan, game strategi, dan sebagainya.
Analisislah game yang anda mainkan apakah dapat memberikan dampak positif bagi
apakah memberi hiburan atau kemampuan pikiran.
f.
Mengajak
orang lain bermain bersama
Bermain game bersama-sama jauh lebih baik daripada bermain
sendiri. Dengan mengajak teman atau keluarga untuk bermain game maka akan
mempererat hubungan dengan orang lain selama game yang dimainkan cocok untuk
dimainkan bersama-sama dan tidak membuat emosi. Bermain game sendirian saja
akan menghilangkan jiwa sosial dan dapat mengurangi jumlah teman dari waktu ke
waktu.
g. Beristirahat
yang cukup
Usahakan beristirahat minimal 10 menit tiap satu jam
bermain. Gunakan waktu ini untuk berpaling dari layar dan lakukan olahraga
ringan untuk peregangan.
Ambil Sikap yang Jelas dan Tegas
Jangan harapkan anak menentukan sendiri batasan waktunya bermain video game. Begitu juga jenis yang dimainkannya. Berikut beberapa yang perlu jadi pegangan : * Batasi waktu bermain video game.
Bila nilai anak buruk di sekolah, laranglah sementara bermain.
* Jangan izinkan anak menunda waktu tidur
karena ia ingin menyelesaikan game-nya. Jika waktu tidur mendekat, beri ia peringatan 10 menit sebelumnya.
* Doronglah anak untuk menyelesaikan sendiri perselisihan
dalam hal penggunaan video game. Bila pertengkaran semakin seru, singkirkan permainan itu sampai mereka mencapai penyelesaian.
* Bantulah anak memilih video game yang tidak menampilkan kekerasan.
Bila anak meminjam game baru, periksa dulu sebelum ia memainkannya.
* Bila Anda memiliki komputer, cobalah game edukasi.
Game seperti ini mengombinasikan akademik dan hiburan. Bila Anda memiliki pilihan, belilah computer game ketimbang video game.
Jangan harapkan anak menentukan sendiri batasan waktunya bermain video game. Begitu juga jenis yang dimainkannya. Berikut beberapa yang perlu jadi pegangan : * Batasi waktu bermain video game.
Bila nilai anak buruk di sekolah, laranglah sementara bermain.
* Jangan izinkan anak menunda waktu tidur
karena ia ingin menyelesaikan game-nya. Jika waktu tidur mendekat, beri ia peringatan 10 menit sebelumnya.
* Doronglah anak untuk menyelesaikan sendiri perselisihan
dalam hal penggunaan video game. Bila pertengkaran semakin seru, singkirkan permainan itu sampai mereka mencapai penyelesaian.
* Bantulah anak memilih video game yang tidak menampilkan kekerasan.
Bila anak meminjam game baru, periksa dulu sebelum ia memainkannya.
* Bila Anda memiliki komputer, cobalah game edukasi.
Game seperti ini mengombinasikan akademik dan hiburan. Bila Anda memiliki pilihan, belilah computer game ketimbang video game.
Sumber
: