Pages

Friday, May 9, 2014

VIDEO GAME DAN DAMPAKNYA TERHADAP INDIVIDU


VIDEO GAME DAN DAMPAKNYA TERHADAP INDIVIDU

Dari zaman permainan tanpa menggunakan alat bantu hingga akhirnya teknologi masuk ke dalam aspek permainan hingga tercipta hiburan yang disebut video game. Banyak orang tua meresahkan dampak negatif dari video game terhadap anak-anak mereka.
Menurut Wikipedia, video game dapat didefinisikan sebagai permainan elektronik yang melibatkan interaksi pemain dengan antarmuka pengguna melalui gambar yang dihasilkan oleh perangkat video. Video game dapat dimainkan pada perangkat elektronik yang lebih sering disebut sebagai platform. Platform terdiri dari bermacam-macam jenis, mulai dari komputer pribadi (PC), konsol (perangkat khusus untuk bermain video game), hingga peranti handheld seperti smartphone juga dapat dikategorikan sebagai platformvideo game.
Video game menjadi salah satu hiburan yang sangat diminati yang tidak hanya digemari oleh gamer fanatik tetapi juga telah merambah kepada masyarakat secara luas, terutama sejak maraknya peranti handheld yang juga dapat merangkap sebagai perangkat video game seperti tablet dan smartphone. Video game dimainkan oleh orang-orang dari segala usia, tidak hanya yang muda tetapi juga yang tua. Bahkan menurut studi yang dilakukan pada tahun 2011, umur rata-rata gamer adalah 37 tahun. Perkembangan teknologi video game yang kian pesat mempengaruhi bagaimana pandangan masyarakat terhadap video game. Dahulu video game dianggap mainan anak kecil dimana grafis video game pada masa itu masih berwarna cerah dan temanya juga masih sederhana. Namun kini seiring dengan meningkatnya kualitas grafis dari video game maka semakin nyata pula tampilan dari video game. Video game tidak lagi dipandang sebagai mainan anak-anak lagi namun lebih kepada media hiburan.

Dampak Negatif Bermain Video Game 
Sebagai manusia yang menerima perubahan, perlu adanya pembatasan-pembatasan tentang sejauh mana dampak negatif yang diakibatkan. Kehadiran video game memang mendapatkan apresiasi di kalangan remaja, khususnya para pelajar. Hal ini dapat menumbuhkan kreativitas dan daya reaksi selama permainan itu tidak dimainkan selama berulang-ulang.
Penelitian efek video game pada otak menjadi demikian populer seiring dengan persentase pemain dari anak-anak maupun orang dewasa yang terus meningkat.
Akio Mori seorang professor dari Tokyo’s Nihon University melakukan riset mengenai dampak video game pada aktifitas otak. Dari penelitian Akio Mori tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dua point penting yaitu :

Pertama , penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti mudah marah(melakukan tindak kekerasan), mengalami masalah dalam hubungan sosial(berkurangnya perasaan ingin menolong sesama dan punya persoalan bergaul dengan teman-temannya), sulit/ tidak konsentrasi dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan hal itu, seorang profesor dari Tokyo’s Nihon University memimpin penelitian dengan mengamati efek video game terhadap aktivitas otak. Dengan 260 responden yang dibagi menjadi tiga kelompok, masing-masing adalah kelompok yang jarang bermain video game, kelompok yang bermain video game 1-3 jam dengan frekuensi 3-4 kali dalam seminggu, dan terakhir kelompok yang bermain 2-7 jam setiap hari. Ia memonitor gelombang beta yang mengindikasikan otak sedang aktif bekerja, kemudian tingkat ketegangan yang terjadi di area prefrontal otak, dan terakhir gelombang alfa yang muncul saat otak sedang beristirahat. Hasilnya menunjukkan, penurunan gelombang beta yang besar terjadi jika orang lebih banyak bermain video game. Aktivitas gelombang beta pada kelompok yang bermain game 2-7 jam setiap hari hampir mendekati nol, bahkan ketika mereka sedang tidak bermain game. Selain itu, pengamatan ini menunjukkan bahwa mereka banyak menggunakan area prefrontal otaknya.

Kedua , penurunan aktifitas gelombang beta merupakan efek jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gamer tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para gamer mengalami “ autonomic nerves “ yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi dimana sekresi adrenalin meningkat , sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen terpacu untuk meningkat. Bila tubuh dalam keadaan seperti ini maka yang terjadi pada gamer adalah otak mereka merespon bahaya sesungguhnya. Dan penggunaan area prefrontal otak bisa jadi berkorelasi terhadap perilaku agresif. Berikutnya, penurunan gelombang beta masih terus terjadi meski sudah berhenti bermain bahkan saat perangkat telah dimatikan, yang artinya efeknya masih bertahan. Jika memang otak dapat dipengaruhi oleh video game sehingga menciptakan perubahan perilaku, apakah itu berarti bahwa otak menganggap game sebagai sesuatu yang riil?
Pengaruh video game yang bernuansa kekerasan terhadap perkembangan anak terus menjadi polemik. Yang terbaru, sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, game kekerasan menyebabkan reaksi negatif di otak. Hal ini terjadi karena saat pemindaian otak menggunakan FMRI (functional magnetic resonance imaging) saat bermain game terekam di otak. Inilah yang lantas membuat anak bisa mengalami perubahan dalam bagian-bagian otak yang berhubungan dengan fungsi kognitif dan pengendalian emosi.

Perubahan otak tersebut hanya butuh waktu satu minggu, usai seorang anak bermain game kekerasan. Kesimpulan dari studi ini telah dipresentasikan pada pertemuan tahunan Radiological Society of North America (RSNA). Kerugian potensial dari bermain video game ini merupakan suatu topik yang kontroversial, bahkan pernah dibahas di Mahkamah Agung Amerika Serikat pada 2010.

Banyak orang telah melancarkan keprihatinannya atas video game jenis ini sejak beberapa waktu lalu, namun hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan efek negatif neurologis yang berkepanjangan pada otak anak usai memainkan permainan.

1)     Kurang tidur
    Anak sudah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar di sekolah dan beraktivitas. Namun, mereka ingin tetap bermain video game. Sehingga, banyak anak mengorbankan waktu berharga mereka untuk tidur dan menggunakannya untuk bermain video game. Pecandu video game yang kurang tidur maka dapat membahayakan kesehatannya.
2)      Arthritis dan Carpal Tunnel Syndrome (Pembengkakan ibu jari)
    Kedua penyakit di atas adalah gangguan fisik. Video game bisa menyebabkan masalah pada jempol seseorang di kemudian hari. Tubuhnya juga rentan penyakit osteoarthritis. Sedangkan carpal tunnel syndrome adalah tekanan pada saraf di pergelangan tangan anda.
3)      Makan kurang sehat
      Ketika pecandu video game terlalu sibuk untuk bermain, maka ia akan jarang mandi, dan jarang tidur. Ini juga berdampak pola makan mereka menjadi tak sehat. Pecandu video game selanjutnya akan beralih ke makanan cepat saji dan memilih memakan makanan beku dan instan. Mereka justru memperbanyak minuman soda dan minuman energi dengan harapan mereka bisa bermain dalam kondisi prima. Ini menyebabkan pecandu video game mudah terserang obesitas, diabetes, dan kondisi kesehatan serius.
4)      Ketagihan
   Menimbulkan efek ketagihan, yang berakibat melalaikan kehidupan nyata. Inilah masalah sebenarnya yang dihadapi oleh para gamer yang intinya adalah pengendalian diri. Ketagihan bermain game dapat mengakibatkan pola makan dan tidur yang tidak teratur sehingga mudah terserang penyakit. Jika terlalu sering akan menimbulkan pengaruh psikologis. Menghayal dan pikiran yang selalu tertuju pada game adalah efek negative yang ditimbulkannya. Mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku.
5)  Migrain


      Bermain game menuntut seseorang untuk berdiam diri sambil memandang ke layar dengan cahaya yang cukup terang serta memperhatikan gambar grafis dalam waktu yang cukup lama. Otot-otot mata yang dipaksa untuk melakukan hal-hal itu secara terus-menerus, juga memaksa otak untuk lebih berkonsentrasi. Hal tersebut memicu jaringan-jaringan pada saraf otak menjadi sangat tegang. Jika hal ini terjadi secara berulang-ulang dalam intensitas waktu yang cukup sering, maka penyakit migrain pun akan menyerang si gamer.
6)   Penglihatan

      Masalah penglihatan juga menjadi masalah yang sering dialami oleh para pencandu game. Akibat terlalu lama menghabiskan waktu berada di depan layar komputer maupun televisi, kemampuan jarak pandang mata juga akan berkurang karena banyak saraf yang terlalu tegang saat bermain game. Tanpa sadar mata gramer sama sekali tidak berkedip saat bermain game, hal inilah yang membuat kerusakan pada saraf-saraf mata, yang akhirnya mempengaruhi jarak pandang mata.

7)   Perilaku agresif 



    Video game bisa membuat orang jadi ‘bete’ dan bertindak kasar. Bahkan di sebuah pusat permainan game dengan koin, seseorang yang frustrasi karena gemas dengan kekalahannya memukul mesin game dan tak peduli lagi dengan sikapnya yang sangat memalukan. Apa yang terjadi di otaknya sehingga tindakan seperti itu ia lakukan ketika sedang jengkel hanya karena video game yang cuma kehidupan ‘bohongan’?     
8)  Kematian

      Hal ini merupakan dampak paling fatal dalam kasus kecanduan video game. Orang yang sangat kecanduan bermain game, rela meninggalkan segala pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, hanya untuk bermain game. Bahkan, mereka bisa lupa tidur, makan, mandi, dan lainnya, demi menamatkan satu game kesukaan.  

Menghindari Dampak Negatif dari Bermain Video Game

Ketika sedang di tengah-tengah permainan yang seru, sering kali kita diliputi rasa takut, sungguh-sungguh memberikan perhatian, dan menjadi tegang. Menurut Akio Mori, hal ini bisa membawa efek panjang terhadap saraf refleks yang berkaitan dengan proses bawah sadar seperti bernapas dan kecepatan detak jantung, tekanan darah, dan konsumsi oksigen cukup signifikan.. Kecepatan detak jantung sendiri dapat berubah dengan sinyal elektrik dari pusat emosi di otak atau oleh sinyal dari hormon sebagai pembawa pesan yang bersifat kimiawi. Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin ini dihasilkan dari kelenjar adrenal sebagai respons ketika bahaya datang.
 
Namun hal ini tentunya dapat dihindari dengan beberapa cara antara lain:
a.      Membatasi waktu bermain game
Tetapkan waktu sekitar satu atau dua jam saja. Kalau perlu pasang jam beker untuk mengetahui batasan waktu. Bermain game kelamaan dapat berdampak buruk pada tubuh karena otak yang konsentrasi penuh pada game akan mengabaikan kegiatan penting atau kebutuhan tubuh seperti makan, minum, istirahat, olahraga, bersosialisasi, dan lain sebagainya.
b.     Hindari judul-judul game yang banyak menghabiskan waktu
Usahakan pilih game yang tidak bikin kecanduan untuk memainkannya berbulan-bulan dan bertahun-tahun dan menghabiskan banyak waktu seharian untuk memainkannya agar menghasilkan hasil game yang baik.
c.      Menghindari game sulit yang memancing emosi
Game yang susah terkadang membuat kesal dan memancing emosi. Hentikan bermain game jika sudah emosi.
d.     Mainkan game yang sesuai usia
Video game memiliki rating tertentu yang menentukan umur berapa yang dapat memainkan game tersebut. Pelajari tentang rating tersebut dan hindari bermain game yang tidak sesuai umur.
e.      Mainkan game yang mengasah otak / menghibur
Banyak game yang bisa meningkatkan kemampuan berpikir otak seperti game puzzle, game kasus, game ingatan, game strategi, dan sebagainya. Analisislah game yang anda mainkan apakah dapat memberikan dampak positif bagi apakah memberi hiburan atau kemampuan pikiran.
f.      Mengajak orang lain bermain bersama
Bermain game bersama-sama jauh lebih baik daripada bermain sendiri. Dengan mengajak teman atau keluarga untuk bermain game maka akan mempererat hubungan dengan orang lain selama game yang dimainkan cocok untuk dimainkan bersama-sama dan tidak membuat emosi. Bermain game sendirian saja akan menghilangkan jiwa sosial dan dapat mengurangi jumlah teman dari waktu ke waktu.
g.     Beristirahat yang cukup
Usahakan beristirahat minimal 10 menit tiap satu jam bermain. Gunakan waktu ini untuk berpaling dari layar dan lakukan olahraga ringan untuk peregangan.
 
Ambil Sikap yang Jelas dan Tegas
Jangan harapkan anak menentukan sendiri batasan waktunya bermain video game. Begitu juga jenis yang dimainkannya. Berikut beberapa yang perlu jadi pegangan : * Batasi waktu bermain video game.
Bila nilai anak buruk di sekolah, laranglah sementara bermain.
* Jangan izinkan anak menunda waktu tidur 
karena ia ingin menyelesaikan game-nya. Jika waktu tidur mendekat, beri ia peringatan 10 menit sebelumnya.
* Doronglah anak untuk menyelesaikan sendiri perselisihan 
dalam hal penggunaan video game. Bila pertengkaran semakin seru, singkirkan permainan itu sampai mereka mencapai penyelesaian.
* Bantulah anak memilih video game yang tidak menampilkan kekerasan
Bila anak meminjam game baru, periksa dulu sebelum ia memainkannya.
* Bila Anda memiliki komputer, cobalah game edukasi. 
Game seperti ini mengombinasikan akademik dan hiburan. Bila Anda memiliki pilihan, belilah computer game ketimbang video game.

Sumber :