Objek Wisata
Pantai Natsepa Ambon
Damai Sejahtera Nusantara,
Beta
mau berbagi kebahagian dan keceriaan juga info mengenai tempat liburan atau rekreasi
wisata di Pulau Ambon yang wajib untuk dikunjungi, namanya Pantai Natsepa. Beta
su berkunjung ke sana bersama keluarga kecil ku dan para sahabat-sahabat DPD
Ambon, pada kesempatan ‘Family Gathering’ yang diadakan oleh BERPERAN dan BIDIKPORA
DPD Ambon, tanggal 29 Maret 2014. Acaranya berlangsung dari pagi
sampai siang hari sa, karena cuaca hari itu hujan. Biar jua singkat namun
berkesan.
Pasir
putih halus,
Air
asin yang jernih,
Langit
biru,
Debur
ombak,
Angin
pun bernyanyi iringi tari gemulai nyiur.
Inilah
Ambon-ku,
Inilah
Manise…!
Ibu kota Provinsi Maluku, Ambon sudah
sangat terkenal dengan wisata bahari/pantainya, bukan saja di kalangan
wisatawan lokal, namun sampai pada level Internasional. Bahkan daerah ini
pernah menjadi salah satu tulang punggung Devisa dari sektor pariwisata (di
samping Bali). Namun itu terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum konflik
meluluhlantakan aspek parekonomian, pariwisata, serta keberlangsungan hidup
bersaudara yang tertanam sejak zaman nenek-moyang (Pela-Gandong). Objek
wisata pantai di Kota Ambon pantai Natsepa pada era 1960-an memang masih sepi
dikunjungi masyarakat yang ingin menghabiskan liburan akhir pekan mereka.
Awalnya, kawasan tersebut hanya diramaikan oleh aktivitas penduduk pesisir yang
berprofesi sebagai nelayan yang menambatkan perahu mereka usai melaut. Keindahan
alam pesisir Pantai Natsepa ini bisa menjadi sumber mata pencaharian hidup
setelah dijadikan sebagai tempat rekreasi yang ramai dikunjungi warga setelah
akhir 1970-an hingga 1980-an”. Kini
pasca konflik yang terjadi pada tahun 1999, daerah ini kembali bangkit dan
membuka sayap pariwisata yang sempat menekuk itu. Hal ini dibuktikan dengan
peningkatan kunjungan wisata baik domestik dan mancanegara yang terus meningkat
dengan pesat.
Orang Ambon bilang, belum
ke Ambon jika belum berenang di Natsepa. Artinya, jika Anda berkunjung ke Ambon, jangan
sampai tidak menceburkan diri dan berendam di Pantai Natsepa. Begitulah analogi
orang-orang yang pernah berkunjung dan merasakan indahnya pantai ini. Pantai ini dikenal sejak abad ke-17 sebagai tempat berlibur para penjajah
Belanda. Saat ini, disetiap akhir pekan, Pantai
Natsepa selalu ramai pengunjung, khususnya warga kota Ambon.
Makanya kegiatan ‘Family Gathering DPD Maluku’ dilaksanakan di hari Sabat,
karena Kami ingin suasananya sunyi pengunjung, agar Kami lebih leluasa
menikmati tempatnya.
Lokasi Pantai ini berada di Desa Suli Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Jarak yang harus ditempuh untuk mencapai
objek wisata pantai ini yakni ±18 Km dari pusat kota Ambon dan ±23 Km
dari Bandara Internasional Pattimura. Ada beberapa alternatif transportasi
yang bisa digunakan untuk mencapai lokasi ini.
Dalam
tempo sekitar ±30 menit, Anda sudah tiba di lokasi ini. Akses untuk mencapai pantai
bisa dengan kendaraan umum/ angkutan kota (angkot/oto)
ini mulai beroperasi kira-kira dari pukul 05.00 – 21.00 WIT. Dari
Terminal Besar di Kota Ambon, Anda bisa memilih angkutan penumpang jurusan Suli
dengan ongkos Rp 5.000 sekali jalan. Ada juga alternatif lain, yakni
menggunakan mobil charteran, harganya juga sudah pasti berkisar di atas Rp.
100.000. Sedangkan untuk transportasi dari Bandara Anda dapat menggunakan angkot
menuju daerah “Passo,” nah sesampai di Passo harus ganti angkot (Angkot yang
melewati Pantai Natsepa di antaranya adalah : Jurusan Tulehu, Tengah-tengah,
Liang dan Tial) biayanya hanya Rp.3.000. Anda takut tersesat?? Jangan
khawatir Anda hanya tinggal memberi tahu tujuan pada si Supir. Atau jika Anda
bukan tipe orang yang senang naik turun angkot, maka bisa menggunan Taxi
langsung dari bandara, kisaran harganya di atas Rp.100.000.
Untuk
biaya tiket masuk ke kawasan Natsepa Anda cukup merogoh Rp.3.000 per orang.
Jika membawa kendaraan sendiri, mobil Anda hanya perlu membayar Rp 8.000 untuk
sekali parkir. Dan jika dengan sepeda motor, biaya masuk motor Rp 5.000.
Seng ada yang gratis loch, seperti tempat atau
fasilitas umum di daerah lainnya, toilet jua harus bayar per kepala Rp.2.000;
air bersih su tersedia untuk membersihkan anggota tubuh sehabis renang di
pantai, dan berganti pakaian sebelum pulang.
Hembusan manja angin laut disertai
lenggak-lenggok pepohon di sepanjang garis pantai akan membuat Anda terpana. Banyak pepohonan di sekitar
pantai membuat pantai terasa rimbun. Sehingga di bawah pepohonan
rindang inilah Kami melaksanakan senam bersama Sahabat-sahabat.
Air laut yang jernih dan super bebas dari
sampah, bahkan saking jernihnya air laut Anda bisa dengan mudah menyaksikan
ikan-ikan yang berenang serta warni-warni terumbu karang yang membius mata. Sehingga
anak-anak dan batita pun senang meski hanya sekedar berendam.
Di siang hari tiba di Pantai Natsepa yang cukup luas, bahkan jika sedang surut,
membuat luas pantai bertambah. Sehingga para Bunda mengajak anak-anak berjalan
menyusuri pantai ini sambil sesekali mencelupkan kaki mereka di air.
Pantai ini landai, lebar
dan semua itu terasa semakin lengkap
dengan permadani pasir putih lembut dan berkilauan yang terhampar luas di
bibir pantai ini semakin nyata, yang selalu menggoda pengunjung untuk bermain pasir, membangun
istana pasir, atau menguburkan diri dalam pasir, dan bertahan lebih lama hanya untuk bersantai di atas
hamparannya. Salah satu kegiatan ‘Family Gathering DPD Ambon’
ialah games membuat karya dari pasir putih ini, yang dimenangkan dengan tema
“Kapal Noah”.
Setiba
di pantai ini membuat Kami tak akan tahan untuk langsung
terjun ke pantainya yang bening dan berombak kecil, atau yang kerap disebut air
meti atau air turun. Laut dengan air yang tenang karena terhalang
teluk, membuat pantai ini aman untuk berenang bagi para pengunjungnya. Sekadar
berjalan ke arah laut sambil bermain air juga cukup aman dilakukan karena
pantai ini tergolong landai sehingga tidak membahayakan. Untuk anak-anak dapat
menyewa ban sebagai pelampung untuk mencoba berenang di pantai ini. Bagi
pencari rejeki, ban dalam bekas dijadikan pelampung untuk anak-anak ataupun
orang dewasa yang ingin berenang dengan harga sewa per buah Rp. 5.000,-. Selain
itu disewakan juga tikar dengan harga yang sama untuk pendatang yang ingin
duduk dan bersantai di tepi pantai.
Pegunungan
hijau di seberang laut merupakan pemandangan yang sangat indah untuk dinikmati.
Bagus sebagai latar untuk berfoto, dan coba perhatikan dengan seksama,
pegunungannya menyerupai ‘Buaya’.
Para
pengunjung dapat berteduh di sela-sela bermain di pantai. Hijaunya dedaunan
dari pohon-pohon ini juga menciptakan pemandangan yang lebih indah karena
perpaduan warna hijau, putih, dan biru yang serasi.
Di
sore hari, ketika air mulai makin naik atau air pasang, ada baiknya Anda memilih
naik perahu menyusuri sepanjang pantai, baik secara bersama-sama dan mendayung
perahu sendiri. Perahu nelayan cukup banyak menghiasi bibir pantai dan biaya
sewanya pun tak mahal. Anda cukup menyiapkan Rp 25.000 dan Anda sudah bisa
menyusuri beningnya Pantai Natsepa selama satu jam. Kalo belum mahir mendayung
sebaiknya jangan mendayung sendiri karena bisa-bisa terbawa arus. Perahu yang
bisa diisi sekitar 10-15 orang ini pun menyiapkan pendayung khusus yang cukup
dibayar dengan sebungkus rokok atau uang ala kadarnya.
Pada hari-hari tertentu, pemandangan sekitar
pantai ini sangat indah, antara lain karena sekitar 12 meter dari bibir pantai
sering melintas kapal-kapal besar pengangkut kayu gelondongan dari Batu Gong,
sebuah tempat pengolahan tripleks di pulau yang letaknya persis di seberang
Pantai Natsepa. Anda juga dapat memborong ikan cakalang dan kepiting bakau yang
dijual nelayan sekitar pantai.
Kios-kios penjual ditata dan diatur posisinya
dengan rapih supaya para wisatawan
dapat menikmati suasana pantai dengan nyaman. Menawarkan dagangan rujak, es kelapa muda,
pisang goreng, sagu gula,
jangung rebus dan lainnya. Kelapa muda terlihat hampir di semua kios, yang
nantinya dijadikan es kelapa muda setelah dicampur dengan sirup dan susu.
Tidak lengkap kalo datang di Natsepa tetapi
tidak mencicip Rujak Natsepa atau Rujak Suli, yang merupakan makanan yang khas, dengan
harga Rp. 10.000,- su dapat menikmatinya. Rujak Natsepa terbuat dari
buah-buahan segar dan yang membedakannya adalah bumbu rujak yang terbuat dari
gula aren tradisional dan kacang yang banyak.
Banyak penjual jagung rebus dan makan khas
dijajakan, sambil "dikeku"
di kepala. Selain makanan khas yang
tersedia, makanan yang sudah familiar seindonesia juga ada yaitu bakso dan
soto. Sarmento (Sarimie Telor) tidak ketinggalan disajikan.
Pokoknya semua keindahan pantai ini tak bisa
digambarkan dengan kata-kata. Yang jelas Anda akan merasakan sensasi wisata
yang Beta jamin belum pernah Anda rasakan sebelumnya. Jadi Ayo berkunjung ke
Pantai Natsepa!!!
Sumber :
Foto-foto dokumentasi by :
BIDIKPORA_DPD Ambon
http://wizid.blogspot.com/2014/01/objek-wisata-pantai-natsepa-ambon
No comments:
Post a Comment