Pages

Wednesday, April 2, 2014

Objek Wisata Pantai Natsepa Ambon


Objek Wisata Pantai Natsepa Ambon

Damai Sejahtera Nusantara,
Beta mau berbagi kebahagian dan keceriaan juga info mengenai tempat liburan atau rekreasi wisata di Pulau Ambon yang wajib untuk dikunjungi, namanya Pantai Natsepa. Beta su berkunjung ke sana bersama keluarga kecil ku dan para sahabat-sahabat DPD Ambon, pada kesempatan ‘Family Gathering’ yang diadakan oleh BERPERAN dan BIDIKPORA DPD Ambon, tanggal 29 Maret 2014. Acaranya berlangsung dari pagi sampai siang hari sa, karena cuaca hari itu hujan. Biar jua singkat namun berkesan.
Pasir putih halus,
Air asin yang jernih,
Langit biru,
Debur ombak,
Angin pun bernyanyi iringi tari gemulai nyiur.
Inilah Ambon-ku,
Inilah Manise…!
 

Ibu kota Provinsi Maluku, Ambon sudah sangat terkenal dengan wisata bahari/pantainya, bukan saja di kalangan wisatawan lokal, namun sampai pada level Internasional. Bahkan daerah ini pernah menjadi salah satu tulang punggung Devisa dari sektor pariwisata (di samping Bali). Namun itu terjadi beberapa tahun yang lalu, sebelum konflik meluluhlantakan aspek parekonomian, pariwisata, serta keberlangsungan hidup bersaudara yang tertanam sejak zaman nenek-moyang (Pela-Gandong). Objek wisata pantai di Kota Ambon pantai Natsepa pada era 1960-an memang masih sepi dikunjungi masyarakat yang ingin menghabiskan liburan akhir pekan mereka.  Awalnya, kawasan tersebut hanya diramaikan oleh aktivitas penduduk pesisir yang berprofesi sebagai nelayan yang menambatkan perahu mereka usai melaut. Keindahan alam pesisir Pantai Natsepa ini bisa menjadi sumber mata pencaharian hidup setelah dijadikan sebagai tempat rekreasi yang ramai dikunjungi warga setelah akhir 1970-an hingga 1980-an”. Kini pasca konflik yang terjadi pada tahun 1999, daerah ini kembali bangkit dan membuka sayap pariwisata yang sempat menekuk itu. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan kunjungan wisata baik domestik dan mancanegara yang terus meningkat dengan pesat.
Orang Ambon bilang, belum ke Ambon jika belum berenang di Natsepa. Artinya, jika Anda berkunjung ke Ambon, jangan sampai tidak menceburkan diri dan berendam di Pantai Natsepa. Begitulah analogi orang-orang yang pernah berkunjung dan merasakan indahnya pantai ini. Pantai ini dikenal sejak abad ke-17 sebagai tempat berlibur para penjajah Belanda. Saat ini, disetiap akhir pekan, Pantai Natsepa selalu ramai pengunjung, khususnya warga kota Ambon. Makanya kegiatan ‘Family Gathering DPD Maluku’ dilaksanakan di hari Sabat, karena Kami ingin suasananya sunyi pengunjung, agar Kami lebih leluasa menikmati tempatnya.

Lokasi Pantai ini berada di Desa Suli Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Jarak yang harus ditempuh untuk mencapai objek wisata pantai ini yakni  ±18 Km dari pusat kota Ambon dan ±23 Km dari Bandara Internasional Pattimura. Ada beberapa alternatif transportasi yang bisa digunakan untuk mencapai lokasi ini. 
 Dalam tempo sekitar ±30 menit, Anda sudah tiba di lokasi ini. Akses untuk mencapai pantai bisa dengan kendaraan umum/ angkutan kota (angkot/oto) ini mulai beroperasi kira-kira dari pukul 05.00  – 21.00 WIT. Dari Terminal Besar di Kota Ambon, Anda bisa memilih angkutan penumpang jurusan Suli dengan ongkos Rp 5.000 sekali jalan. Ada juga alternatif lain, yakni menggunakan mobil charteran, harganya juga sudah pasti berkisar di atas Rp. 100.000. Sedangkan untuk transportasi dari Bandara Anda dapat menggunakan angkot menuju daerah “Passo,” nah sesampai di Passo harus ganti angkot (Angkot yang melewati Pantai Natsepa di antaranya adalah : Jurusan Tulehu, Tengah-tengah, Liang dan Tial) biayanya hanya Rp.3.000. Anda takut tersesat?? Jangan khawatir Anda hanya tinggal memberi tahu tujuan pada si Supir. Atau jika Anda bukan tipe orang yang senang naik turun angkot, maka bisa menggunan Taxi langsung dari bandara, kisaran harganya di atas Rp.100.000.
Untuk biaya tiket masuk ke kawasan Natsepa Anda cukup merogoh Rp.3.000 per orang. Jika membawa kendaraan sendiri, mobil Anda hanya perlu membayar Rp 8.000 untuk sekali parkir. Dan jika dengan sepeda motor, biaya masuk motor Rp 5.000.


Seng ada yang gratis loch, seperti tempat atau fasilitas umum di daerah lainnya, toilet jua harus bayar per kepala Rp.2.000; air bersih su tersedia untuk membersihkan anggota tubuh sehabis renang di pantai, dan berganti pakaian sebelum pulang.
Hembusan manja angin laut disertai lenggak-lenggok pepohon di sepanjang garis pantai akan membuat Anda terpana. Banyak pepohonan di sekitar pantai membuat pantai terasa rimbun. Sehingga di bawah pepohonan rindang inilah Kami melaksanakan senam bersama Sahabat-sahabat.


Air laut yang jernih dan super bebas dari sampah, bahkan saking jernihnya air laut Anda bisa dengan mudah menyaksikan ikan-ikan yang berenang serta warni-warni terumbu karang yang membius mata. Sehingga anak-anak dan batita pun senang meski hanya sekedar berendam.
Di siang hari tiba di Pantai Natsepa yang cukup luas, bahkan jika sedang surut, membuat luas pantai bertambah. Sehingga para Bunda mengajak anak-anak berjalan menyusuri pantai ini sambil sesekali mencelupkan kaki mereka di air.
 
Pantai ini landai, lebar dan semua itu terasa semakin lengkap  dengan permadani pasir putih lembut dan berkilauan yang terhampar luas di bibir pantai ini semakin nyata, yang selalu menggoda pengunjung untuk bermain pasir, membangun istana pasir, atau menguburkan diri dalam pasir, dan bertahan lebih lama hanya untuk bersantai di atas hamparannya. Salah satu kegiatan ‘Family Gathering DPD Ambon’ ialah games membuat karya dari pasir putih ini, yang dimenangkan dengan tema “Kapal Noah”.
Setiba di pantai ini membuat Kami tak akan tahan untuk langsung terjun ke pantainya yang bening dan berombak kecil, atau yang kerap disebut air meti atau air turun. Laut dengan air yang tenang karena terhalang teluk, membuat pantai ini aman untuk berenang bagi para pengunjungnya. Sekadar berjalan ke arah laut sambil bermain air juga cukup aman dilakukan karena pantai ini tergolong landai sehingga tidak membahayakan. Untuk anak-anak dapat menyewa ban sebagai pelampung untuk mencoba berenang di pantai ini. Bagi pencari rejeki, ban dalam bekas dijadikan pelampung untuk anak-anak ataupun orang dewasa yang ingin berenang dengan harga sewa per buah Rp. 5.000,-. Selain itu disewakan juga tikar dengan harga yang sama untuk pendatang yang ingin duduk dan bersantai di tepi pantai.

Pegunungan hijau di seberang laut merupakan pemandangan yang sangat indah untuk dinikmati. Bagus sebagai latar untuk berfoto, dan coba perhatikan dengan seksama, pegunungannya menyerupai ‘Buaya’.


 






 Para pengunjung dapat berteduh di sela-sela bermain di pantai. Hijaunya dedaunan dari pohon-pohon ini juga menciptakan pemandangan yang lebih indah karena perpaduan warna hijau, putih, dan biru yang serasi.










Di sore hari, ketika air mulai makin naik atau air pasang, ada baiknya Anda memilih naik perahu menyusuri sepanjang pantai, baik secara bersama-sama dan mendayung perahu sendiri. Perahu nelayan cukup banyak menghiasi bibir pantai dan biaya sewanya pun tak mahal. Anda cukup menyiapkan Rp 25.000 dan Anda sudah bisa menyusuri beningnya Pantai Natsepa selama satu jam. Kalo belum mahir mendayung sebaiknya jangan mendayung sendiri karena bisa-bisa terbawa arus. Perahu yang bisa diisi sekitar 10-15 orang ini pun menyiapkan pendayung khusus yang cukup dibayar dengan sebungkus rokok atau uang ala kadarnya.

Pada hari-hari tertentu, pemandangan sekitar pantai ini sangat indah, antara lain karena sekitar 12 meter dari bibir pantai sering melintas kapal-kapal besar pengangkut kayu gelondongan dari Batu Gong, sebuah tempat pengolahan tripleks di pulau yang letaknya persis di seberang Pantai Natsepa. Anda juga dapat memborong ikan cakalang dan kepiting bakau yang dijual nelayan sekitar pantai.
Kios-kios penjual ditata dan diatur posisinya dengan rapih supaya para wisatawan dapat menikmati suasana pantai dengan nyaman. Menawarkan dagangan rujak, es kelapa muda, pisang goreng, sagu gula, jangung rebus dan lainnya. Kelapa muda terlihat hampir di semua kios, yang nantinya dijadikan es kelapa muda setelah dicampur dengan sirup dan susu.
 









Tidak lengkap kalo datang di Natsepa tetapi tidak mencicip Rujak Natsepa atau Rujak Suli, yang merupakan makanan yang khas, dengan harga Rp. 10.000,- su dapat menikmatinya. Rujak Natsepa terbuat dari buah-buahan segar dan yang membedakannya adalah bumbu rujak yang terbuat dari gula aren tradisional dan kacang yang banyak.

 
Banyak penjual jagung rebus dan makan khas dijajakan, sambil "dikeku" di kepala.  Selain makanan khas yang tersedia, makanan yang sudah familiar seindonesia juga ada yaitu bakso dan soto. Sarmento (Sarimie Telor) tidak ketinggalan disajikan.
 
Pokoknya semua keindahan pantai ini tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Yang jelas Anda akan merasakan sensasi wisata yang Beta jamin belum pernah Anda rasakan sebelumnya. Jadi Ayo berkunjung ke Pantai Natsepa!!!


No comments:

Post a Comment